Sidoarjo.Terasdelta - Berkat menjuarai PWNU Award 2018 silam,Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Ranting Kebonsari Majelis Wakil Cabang Candi Kabupaten Sidoarjo menjadi jujugan Studi Sharing
oleh Pengurus NU dari berbagai Wilayah di Indonesia.Kamis (6/7/23).
Terhitung sudah ada 6 pengurus Nahdlatul Ulama dari lintas Orovinsi
maupun Kabupaten Se Jawa Timur telah menimbah ilmu di Lazisnu Kebonsari.
Hal itu dinyatakan oleh Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Ranting Kebonsari MWCNU Candi Kabupaten Sidoarjo saat
menerima kunjungan Pengurus MWCNU Banyuanyar Kabupaten Probolinggo di Masjid Al Mubarok pada Rabu (5//7/23)Malam.
Nur Salim menyampaikan ditahun-tahun sebelumnya,pihaknya telah di
kunjungi 5 Pengurus Nahdlatul Ulama dari lintas Provinsi maupun Kabupaten Se Jawa Timur.
“Alhamdulullah dari yang sudah berkunjung ke Kebonsari ini lintas Provinsi dari NTB, Kudus Jawa Tengah,Babat Lamongan,Bulu Lawang Malang dan
beberapa dari sepuaran sekitar Kota Sidoarjo.”Ucapnya.
Ia juga menambahkan setiap ada kunjungan,pihaknya membekali Studi Sharing terkait keberhasilannya dalam menata organisasi Nahdlatul Ulama sesuai
prosedur mulai adiminitrasi hingga gerakannya kepada masyarakat.
Tak hanya ituLazisnu Kebonsari juga memberikan kiat dan pengalamannya
pertama kali mendirikan Amil Zakat hingga mendirikan sebuah Panti Asuhan yang
dimana pengalaman itu di dasari dari niat tulus dan disertai gerakan kotak koin Lazisnu di setiap rumah-rumah warga untuk kepentingan kemaslahatan umat hingga
membuktikan hasil gerakannya kepada masyarakat dalam kegiatan sosial.
“Kegiatan ini dalam rangka untuk belajar bagaimana cara mengelolah
gerakan koin NU nya itu yang pertama,terus yang kedua bagaimana cara
memanfatakan momen Idul Fitri ,momen Ramadhan yang di situ ada Zakat Fitra,Zakat Mal ,Infaq Sedekah ,Santunan Anak Yatim Piatu yang selama ini belum
bisa ditangani secara maksimal.”Kata Nur Salim.
Gus Salim panggilan akrabnya meminta kepada pengurus MWCNU Banyuanyar Probolinggo untuk tidak berkecil hati dalam membesarkan Jamiyah Nahdlatul Ulama.Sebab liku-liku dalam membesarkan Nahdlatul Ulama banyak
rintangannya,Namun harus tetap bisa mengendalikan secara kompak antar pengurus.
“Untuk Lazisnu yang ada di Banyuanyar Probolinggo yang paling penting
dan yang utama itu biasakan kita ini dalam membidik suatu program dicari dulu
kelemahannya kita ini seperti apa,”Pintanya.
Ketua MWCNU Banyuanyar Kabupaten Probolinggo mengaku sengaja menimbah
ilmu dalam Studi Sharing di Lazisnu Kebonsari ini karena telah meraih juara 1
PWNU Award pada tahun 2018 silam.Rencananya hasil dari Studi Sharing ini
pihaknya akan mengadopsi berbagai ilmu dari pengurus Nahdlatul Ulama Ranting Kebonsari untuk dijadikan motivasi kebangkitan Jamiyah Nahdlatul Ulama di MWCNU Banyuanyar Probolinggo,meski semuanya tampak sulit dilakukan.
“Kami sangat bangga ,satu dalam hal ada satu koperasi juga ada Panti Asuhan dan di samping itu pula ada mobilisasi sampai tua,juga di dalamnya ada
beberapa-beberapa hal masalah prekonomian diantaranya bekerjasama dengan pihak Pemerintah adalah UMKM.”Ungkap H.Zainulloh Sanusi.
Diharapakan dengan adanya Studi Sharing itui,Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Banyuanyar Probolinggo bisa mencontoh organisasi NU yang
sudah berhasil.(mec)