Sidoarjo.Terasdelta - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo mulai mensikapi fenomena banyaknya Pesantren Non Aswaja di tanah air
yang saat ini ramai diperbincangkan dimedia masa hingga dimedia
sosial.Rabu(5/7/23).
Ungkapan itu dinyatakan Ketua PCNU Sidoarjo KH.Zainal Abidin saat berada diruang Kantor PCNU Sidoarjo Komplek Perum Erlangga Sidokare Sidoarjo pada Selasa Siang (4/7/23).
Kiai Zainal Abidin mengaku jika mengacu pada sejarah Pesantren-Pesantren
yang tumbuh dan berkembang di Indonesia saat ini berawal dari keinginan kuat
para kiai untuk mengembangkan dakwah Ala Ahlussunah Waljamaah kemudian akhirnya
muncul sekian banyak Pondok Pesantren.
Adanya tren pemahaman keagamaan dan pendidikan sudah mulai berkembang
hingga komunikasi yang dinilai sangat mudah,muncullah Pesantren-Pesantren
diluar Ahlussunah Waljamaah An Nahdliyah.
“Karena tren pemahaman keagamaan dan pendidikan itu sudah mulai berkembang
dan apa namanya komunikasi sudah tidak lagi terbatas di Indonesia tapi mulai
ada komunikasi kordinasi dengan pihak dibuat sana akhirnya muncul beberapa
pemahaman diluar Ahlussunah Waljamaah.”Ungkapnya.
KH.Zainal Abidin juga menyatakan banyak Pesantren-Pesantren yang mulai
menampakkan secara terang-terangan di media sosial telah mengajarkan
harokah-harokah jauh dari nilai-nilai Ahlussunah Waljamaah.
“Terhadapa Pondok Pesantren-Pondok Pesantren yang meminit atau mengajarkan
nilai-nilai diluar Ahlussunah Jama’ah ,ya bagi kita ,bagi NU ya silahkan
mendirikan tapi saya berpesan kepada jamaah nahdliyin.”Katanya.
KH. Zainal Abidin berpesan kepada seluruh jamaah nahdliyin agar
hati-hati betul jika akan memondokkan anak-anaknya,ia juga meminta warga Nahdliyin untuk melihat dahulu dan tercermati betul adanya Pesantren
tersebut.Apaakah masih mengajarkan faham-faham Ahalussunah Walajamaah atau
tidaknya.
“Pesan saya agar hati-hati betul kalau kepengin memondokkan anak-anaknya
,jadi lihat betul ,cermati betul apakah Pondok itu masih mengajarkan Ahlussunah Waljamaah atau tidak,sebab fenomena yang muncul hari ini banyak Pondok Pesantren yang hanya menamakan diri Pondok Pesantren.”Pesannya.
Ia juga menambahkan Pondok Pesantren Non Aswaja diketahui rata-rata bukan alumni dari Pondok Pesantren Ahlussunah Waljamaah atau Pesantren Salaf yang dimiliki Nahdlatul Ulama pada umumnya.Dengan
demikian,Pesantren diluar Ahlussunah Aaljamaah pengasuhnya patut dipertanyakan
sehingga nilai-nilai ajaran aswaja an Nahdliyah di pesantren tetap terjaga dan tidak hilang sesuai jargon Hadrotus Syekh Hasyim Asy’ari Hubbul Wathan Minal Iman bagi dari ajaran Ahlussunah Waljamaah.
“Bagaimanapun kita punya sejarah ,maka ketika sejarah
itu menanamkan nilai-nilai Ahlussunah Waljamaah pengembangkan Pondok Pesantren Ahlussunah Waljamaah maka itulah yang Insya’alloh tetap yang abadi dan mampu
memberikan penguatan kepada kader-kader khususnya masyarakat Indonesia yang
tetap mencintai bangsa mencintai negara dan satu jargon yang dikembangkan dan
sampaikan oleh KH Hasyim Hubbul Wathan Minal Iman.”Tambahnya.(mec)