Sidoarjo.terasdelta – Rabithah Ma'ahid Islamiyah(RMI) Nahdlatul Ulama Sidoarjo mencanangkan pemasangan Logo Identitas di setiap papan nama Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama di seluruh
wilayah kabupaten sidoarjo seiring adanya polemik Pesantren Non Aswaja.Kamis (6/7/23).
Pernyataan itu diungkapkan Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah(RMI) Nahdlatul Ulama Sidoarjo saat bersama jajarannya
di Kantor Sekretariat RMI NU jalan KH Mukmin Sidoarjo pada Rabu 5/7/23 Siang.
KH. Muhammad Syakir Ridlo mengaku
sangat miris dan prihatin dengan adanya Pesantren yang telah mengajarkan
keislaman ekstrim serta menyimpang tidak sesuai ajaran aswaja.Padahal Nahdlatul Ulama sendiri telah mencanangkan slogan Ayo Mondok sehingga perlu perlu adanya
gerakan pengembalian kepercayaan masyarakat bahwa Pondok Pesantren Aswaja An Nahdliyah berbeda dengan Pesantren Non Aswaja.
“Pesantren-Pesantren yang Non aswaja
itu ada yang baik tapi ada juga yang berdampak tidak baik ,yang mana mereka
telah mengajarkan tentang doktrin-doktrin keislaman yang ekstrimis sehingga
menjadikan anak tumbuh kembangnya anak itu tidak pada solidaritas antar umat
dan anfaklinas tetapi pada pembenaran pada akidah yang ia percaya diberikan
pada guru-gurunya.”Ungkapnya.
Kiai Syaikir panggilan akrabnya
menyatakan akan mengambil langkah-langkah seiring adanya pesantren non aswaja
yang ramai diperbincangkan di media masa maupun media sosial pada umumnya.Gerakan
RMI NU Sidoarjo antara lain:
*Akan berkordinasi dan komunikasi
kepada Pengasuh Pondok Pesantren Aswaja
*Menghimbau kepada umat agar
berhati-hati dan lebih selktif memondokkan anaknya
*Melakukan pendataan terhadap Pondok Pesantren Aswaja dan mempublikasikan Pesantren Aswaja An Nahdliyah
*Akan mengambil kebijakan Pesantren
yang nilai tidak jelas dalam kutip nasab keilmuan pengasuhnya
*Perbaikan menejemen Ponpes baik
diluar maupum didalam yang dimana akan memantau kurikulum dan saran prasarana Pondok Pesantren
*Siap menyatakukan organisasi antar
alumni Pondok Pesantren Aswaja di Wilayah Kabupaten Sidoarjo
*Pemasangan Logo RMI disetiap Pondok Pesantren Aswaja di Wilayah Kabupaten Sidoarjo.
“Penguatan identitas Pesantren Aswaja bawasannya Pesantren ini Aswaja
dan tidak,RMI akan memberikan penguatan apa itu,memasang logo RMI di setiap
papan nama di Pondok Pesantren Aswaja ,jadi kalau sudah ada papan nama Pesantren apa dan ada logonya pasti itu adalah Pondok Pesantren Aswaja.”Katanya.
Namun,trobosan ide dan gagasan
semuanya itu masih akan di sampaikan kembali kepada Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo maupun Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo.
“Kita tetap akan melakukan kordinasi
terlebih dahulu kepada PCNU Sidoarjo maupun Kemenag Sidoarjo sebelum hal itu
dilakukan.”Kata KH.M.Syakir Ridlo.
KH M.Syakir Ridlo juga memberikan
data jumlah Pondok Pesantren di Wilayah Kabupaten Sidoarjo,ada kurang leboh 240 Pesantren namun yang berijob atau mempunyai izin operasioal sesuai data Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo berjumlah 140 Pondok Pesantren baik Pondok Pesantren Aswaja An Nahdliyah maupun Pondok Pesantren Non Aswaja.
“Di Sidoarjo ini kalau data
keseluruhan ya Pondok Pesantren itu ada 200 an lebih bahkan kurang lebih 240 ,tetapi
yang berijob itu yang mempunyai izin operasional di Kemenag itu terdata cuman
140 Pondok Pesantren itu pun campuran Aswaja dan Non Aswaja,yang Aswaja kurang
lebih 80 persen dan sisanya Non Aswaja.”Pungkasnya.
RMI NU Sidoarjo berpesan kepada masyarakat khususnya
warga Nahdliyin untuk barharti-hati dan lebih selektif ketika akan memondokkan
putra-putrinya ke Pondok Pesantren.(mec)