Sidoarjo.TerasDelta.- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo terus melakukan upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting, salah satunya dengan menggelar Rembuk Stunting di tingkat kecamatan yang diawali di wilayah Kecamatan Sukodono. Kegiatan tersebut dilangsungkan di aula kecamatan setempat,
Camat Sukodono, H Moch Solichin mengatakan, dalam forum ini, masing-masing desa diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil Focus Group Discussion (FGD), identifikasi masalah, sasaran prioritas, serta usulan kegiatan konvergensi pencegahan serta percepatan penurunan stunting yang telah disepakati dalam rembuk stunting desa.
"Forum ini juga menjadi ruang koordinasi untuk menyusun rencana tindak lanjut yang terintegrasi dan berkelanjutan, demi mewujudkan generasi Sidoarjo yang sehat, cerdas, dan unggul” katanya.
Sementara itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sidoarjo yang diwakili oleh Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) Kabupaten Sidoarjo, H Moch Saichu berharap, melalui rembuk stunting di tingkat kecamatan ini bisa tercipta komitmen bersama antar perangkat daerah, kecamatan, dan desa dalam melaksanakan aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting yang didukung APBD Kabupaten dan APBDesa (Dana Desa).
Menurutnya, kegiatan Rembuk Stunting tersebut merupakan bagian dari langkah strategis untuk memperkuat sinergi, komitmen, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan di tingkat kecamatan, sekaligus memastikan bahwa hasil rembuk stunting desa dapat terintegrasi dengan perencanaan pembangunan di tingkat yang lebih tinggi.
“Kami apresiasi dan berterima kasih kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Anggaswangi, Kecamatan Sukodono yang berhasil terpilih sebagai pemenang kedua penilaian desa berkinerja baik dalam pencegahan dan percepatan penurunan stunting tingkat Provinsi Jatim,” tegasnya.Kamis (07/08/2025).
Lebih lanjut, Saichu menambahkan, sejumlah desa di Kabupaten Sidoarjo terus menunjukkan komitmennya dengan melakukan berbagai inovasi lokal yang relevan, kreatif, dan berbasis potensi desa. Hal itu sebagai upaya untuk mewujudkan generasi yang sehat dan bebas dari stunting.
“Inovasi-inovasi ini lahir dari kesadaran kolektif bahwa pencegahan dan percepatan penurunan stunting tidak cukup hanya dengan pendekatan medis, namun harus menyentuh aspek sosial, ekonomi, hingga budaya masyarakat,” imbuhnya.
Diterangkannya, Pemdes juga telah mengoptimalkan penggunaan Dana Desa untuk mendukung program konvergensi stunting. Mulai dari penyediaan fasilitas posyandu, sanitasi, penyuluhan kesehatan, bahkan pelatihan keterampilan bagi keluarga berisiko stunting. Semua kegiatan dirancang dengan prinsip partisipatif dan akuntabel agar dampaknya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
“Melalui berbagai inovasi, desa membuktikan bahwa dengan kepemimpinan yang kuat, kolaborasi yang solid, serta pemanfaatan potensi lokal secara cerdas, pencegahan dan percepatan penurunan stunting dapat dilakukan secara efektif dan berkelanjutan. Inilah bukti nyata bahwa perubahan besar dapat dimulai dari desa,” terangnya.
Diketahui, terdapat beberapa narasumber dalam Rembuk Stunting tersebut, yakni dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sidoarjo, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Sidoarjo.
Dihadiri oleh Camat Sukodono, Kepala Puskesmas, Kepala Desa se-Kecamatan Sukodono, Tenaga Pendamping Profesional (TPP), TP PKK, Kader Pokja Desa Sehat, Kader Pembangunan Manusia (KPM), Pengurus Rumah Desa Sehat (RDS), Korwil Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Sukodono, Pendamping PKH, serta tamu undangan lainnya. ( Mec )